Amnesty International Ungkap: Polisi Serbia Gunakan Spyware untuk Mata-matai Jurnalis

Amnesty International Ungkap: Polisi Serbia Gunakan Spyware untuk Mata-matai Jurnalis

Berita Teknologi

23 Desember 2024 – Amnesty International mengungkapkan temuan mengejutkan terkait penggunaan spyware oleh polisi Serbia untuk memata-matai ponsel para jurnalis. Laporan terbaru organisasi hak asasi manusia tersebut menyoroti pelanggaran privasi serius yang diduga dilakukan pihak berwenang Serbia, menimbulkan kekhawatiran akan kebebasan pers di negara tersebut.

Menurut laporan tersebut, spyware canggih digunakan untuk menyusup ke ponsel jurnalis investigasi dan aktivis yang kritis terhadap pemerintah. Teknologi ini memungkinkan akses ke data pribadi, pesan, panggilan telepon, dan bahkan lokasi real-time target tanpa sepengetahuan mereka. Amnesty International menduga tindakan ini bertujuan untuk membungkam suara kritis dan menciptakan rasa takut di kalangan media.

Seorang jurnalis yang menjadi korban, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa ia mulai menyadari adanya kejanggalan pada perangkatnya setelah menerima sejumlah pesan mencurigakan. “Saya merasa diawasi sepanjang waktu. Ini bukan hanya tentang privasi saya, tetapi juga tentang keselamatan saya dan sumber-sumber yang bekerja sama dengan saya,” ujarnya.

Amnesty International meminta pemerintah Serbia segera menyelidiki kasus ini secara transparan dan menghentikan segala bentuk pengawasan ilegal terhadap jurnalis. Dalam pernyataannya, Amnesty juga mendesak masyarakat internasional untuk memantau situasi ini dengan serius.

Sementara itu, pemerintah Serbia belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, beberapa kelompok masyarakat sipil dan organisasi jurnalis di Serbia telah mengecam tindakan ini, menyebutnya sebagai ancaman besar terhadap demokrasi dan kebebasan pers.

Penggunaan spyware untuk memata-matai jurnalis tidak hanya menjadi isu di Serbia, tetapi juga mencerminkan tren global yang mengancam kebebasan media. Amnesty International menyerukan kerja sama internasional untuk mencegah penyalahgunaan teknologi terhadap kelompok-kelompok yang rentan, termasuk jurnalis, aktivis, dan pembela hak asasi manusia.

Kejadian ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi jurnalis di berbagai belahan dunia, dari intimidasi fisik hingga serangan digital. Komitmen terhadap kebebasan pers menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan informasi yang bebas dan adil.